Dari Sayuran ke Solusi Ekonomi, Kisah Inspiratif Muhammad Alfa Priandito


Halo sobat Tokoyoyo!

Pernah nggak sih kamu merasa kalau mimpi besar itu cuma bisa dicapai orang-orang dengan modal tebal atau koneksi kuat?

Nah, kali ini kita bakal kenalan sama sosok muda yang membuktikan hal sebaliknya. Namanya Muhammad Alfa Priandito, seorang pengusaha muda berusia 28 tahun yang perjalanan hidupnya bisa dibilang seperti menanam biji kecil di tanah kering tapi dengan ketekunan dan keyakinan, tumbuh jadi ladang hijau yang menyejukkan banyak orang.

Yup, Alfa bukan cuma sekadar penjual sayur. Ia adalah bukti nyata bahwa bisnis sederhana pun bisa membawa perubahan besar, asal dilakukan dengan hati dan niat membantu orang lain. Yuk, kita telusuri kisahnya lebih dalam!

Semua bermula saat Alfa masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Sementara teman-teman sebayanya sibuk bermain atau mengoleksi kelereng, Alfa justru sibuk berjualan makanan ringan dan sayuran. Bayangkan, anak kecil yang rela bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan dagangan sebelum berangkat sekolah.

Awalnya, Alfa cuma ikut-ikutan orang tuanya yang juga terbiasa berdagang kecil-kecilan. Tapi ternyata, dari kegiatan sederhana itu, benih ketertarikan terhadap dunia bisnis mulai tumbuh. Ia belajar bahwa setiap rupiah yang didapat punya cerita tentang kerja keras, tanggung jawab, dan kepuasan melihat orang lain tersenyum karena daganganmu bermanfaat.

“Dulu saya senang banget waktu ada ibu-ibu yang bilang sayur saya segar dan murah. Rasanya kayak dapet nilai 100 di sekolah,” kata Alfa sambil tertawa.

Ternyata, dari hal sesederhana itu, lahirlah sebuah pola pikir besar bahwa bisnis bukan hanya soal untung, tapi soal memberi manfaat.

Setelah lulus SMP, Alfa melanjutkan sekolah ke SMK Al Hikmah Gubukrubuh. Di sinilah titik baliknya dimulai.
SMK itu bukan sekadar tempat belajar teori, tapi tempat di mana Alfa belajar melihat dunia nyata bisnis. Ia diperkenalkan dengan cara membaca peluang, membuat rencana usaha, hingga mengelola modal kecil agar bisa berkembang.

Salah satu momen yang paling membekas baginya adalah ketika guru kewirausahaannya menantang seluruh siswa untuk membuat produk dan menjualnya ke pasar lokal.
Alfa yang waktu itu belum terlalu percaya diri, akhirnya memutuskan menjual sayur hasil panen tetangganya.
Tak disangka, dagangannya cepat laku! Dari situ, ia mulai paham bahwa bisnis yang dekat dengan kebutuhan masyarakat selalu punya peluang besar.

Namun, bukan cuma soal ilmu jual-beli, SMK itu juga membentuk cara pandang sosial Alfa. Ia melihat sendiri bagaimana para petani di daerahnya bekerja keras, tapi tetap kesulitan karena harga panen sering ditekan oleh tengkulak.
Dari sanalah muncul tekad dalam dirinya:

“Saya ingin bikin sistem yang bikin petani bisa hidup lebih layak. Mereka itu pahlawan pangan, tapi sering paling susah.”

Setelah lulus, Alfa tidak langsung jadi pengusaha sukses. Ia sempat jatuh bangun, bahkan beberapa kali rugi karena panen busuk dan pembeli sepi. Tapi, seperti sayuran yang tetap tumbuh setelah hujan, Alfa nggak pernah berhenti mencoba.

Perlahan tapi pasti, ia mulai menemukan ritme bisnisnya. Kini, Alfa fokus berjualan jamur tiram dan gambas ceme, dua komoditas yang banyak diminati di daerahnya. Tapi hebatnya, ia nggak cuma mikir soal jualan.
Ia justru menciptakan solusi yang lebih besar untuk para petani.

Bagaimana caranya?
Alfa membangun jaringan kemitraan antara petani dan pembeli, semacam sistem gotong royong modern. Petani tak perlu bingung mencari pasar, dan pembeli mendapatkan produk segar langsung dari sumbernya.

Selain itu, Alfa juga membeli hasil panen para petani dengan harga yang adil bukan harga “main tekan” seperti yang biasa dilakukan tengkulak. Ia sadar, keuntungan sejati bukan dari menindas yang lemah, tapi dari tumbuh bersama-sama.

Kini, banyak petani yang sudah terbantu dari sistem sederhana yang ia bangun. Bahkan beberapa di antaranya sudah mampu memperluas lahan dan menambah jenis tanaman berkat stabilnya pendapatan dari kemitraan ini.

Kalau kamu tanya Alfa, apa rahasia suksesnya, jawabannya bukan modal atau keberuntungan. Tapi konsistensi dan kejujuran.
“Kalau kita jujur dan sabar, pelanggan bakal datang sendiri. Rezeki itu bukan tentang cepat-cepatan, tapi soal siapa yang bisa dipercaya,” ujarnya dengan nada mantap.

Prinsip ini juga yang membuatnya terus dipercaya banyak pihak. Ia bukan hanya menjual produk, tapi menjual kepercayaan. Ia menjadikan setiap transaksi sebagai bentuk kerja sama, bukan sekadar pertukaran uang.

Dan di tengah maraknya bisnis digital, Alfa juga mulai menyesuaikan diri. Ia memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk dan mengedukasi masyarakat soal pentingnya membeli hasil tani lokal.
Lewat akun Instagram dan YouTube-nya, Alfa sering berbagi cerita tentang kehidupan petani dan cara mereka menjaga kualitas produk.
Tujuannya sederhana: agar masyarakat lebih menghargai makanan yang mereka makan setiap hari.

Sobat Tokoyoyo, kisah Alfa adalah cermin bagi kita semua bahwa sukses tidak selalu dimulai dari hal besar. Kadang, dari seikat sayur dan sebuah niat tulus, kita bisa menumbuhkan sesuatu yang berdampak luas.

“Mulailah dari yang kamu punya. Jangan tunggu modal besar. Yang penting kamu mau belajar, jujur, dan nggak gampang nyerah. Dunia ini butuh lebih banyak pengusaha yang punya hati, bukan cuma cari untung.”

Ia percaya, kalau anak muda Indonesia berani mengambil langkah seperti itu, maka masa depan ekonomi bangsa akan jauh lebih cerah bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk masyarakat sekitar.

Cerita Muhammad Alfa Priandito bukan sekadar kisah sukses seorang pengusaha muda. Ini adalah cerita tentang ketulusan, perjuangan, dan semangat berbagi.

Dari bocah kecil yang berjualan sayur keliling sekolah, menjadi pengusaha yang membantu petani di desanya Alfa telah menunjukkan bahwa bisnis bisa jadi ladang amal, bukan sekadar sumber penghasilan.

Jadi, kalau kamu hari ini lagi merasa kecil, atau merasa jalanmu belum terlihat, ingatlah kisah Alfa.
Karena seperti tanaman yang tumbuh pelan-pelan, kesuksesan juga butuh waktu dan perawatan. 

Sampai jumpa di kisah inspiratif berikutnya, sobat Tokoyoyo!
Tetap semangat menanam mimpi siapa tahu, suatu hari nanti, mimpimu juga akan tumbuh besar seperti kebun milik Alfa 

Lebih baru Lebih lama
© PT. MEDIA GAYO MUSARA