Kisah Inspiratif UMKM Dari Gorengan ke Online Shop


Halo sobat Tokoyoyo!

Kalau kamu pikir usaha kecil nggak bisa berkembang di era digital, kamu wajib baca kisah satu ini. Cerita ini datang dari Bu Rini, seorang penjual gorengan asal Blitar yang membuktikan bahwa perubahan bukan hal yang menakutkan  justru bisa jadi jalan menuju kesuksesan.

Banyak pelaku UMKM berpikir bahwa dunia online itu ribet dan butuh modal besar. Padahal, dengan kemauan belajar dan semangat pantang menyerah, usaha sekecil apa pun bisa naik level. Bu Rini adalah buktinya.

Bu Rini memulai usahanya dari nol besar. Modalnya cuma wajan, kompor, dan niat yang kuat.
Setiap sore, aroma pisang goreng, tahu isi, dan tempe mendoan buatan tangannya selalu menggoda siapa pun yang lewat di depan rumahnya. Ia berjualan di teras rumah, tanpa spanduk, tanpa meja besar, cuma satu wadah kaca sederhana dan senyum ramah.

“Saya jualan gorengan bukan cuma cari untung, tapi juga buat hibur diri. Lihat orang makan gorengan sambil senyum itu rasanya bahagia,” katanya suatu sore.

Selama bertahun-tahun, usahanya berjalan lancar. Pelanggannya loyal, dari anak sekolah, pekerja kantoran, sampai bapak-bapak yang suka nongkrong sore. Tapi ketika pandemi datang, semuanya berubah total. Jalanan sepi, sekolah tutup, dan pelanggan nggak bisa lagi nongkrong santai.

Pendapatan turun drastis. Harga minyak naik, bahan baku susah, dan hampir tiap malam Bu Rini mikir, “Apa aku harus berhenti aja ya?”

Suatu hari, anaknya yang baru lulus kuliah bilang, “Bu, jualan aja lewat HP. Biar orang bisa pesan online.”
Awalnya Bu Rini cuma ngakak, “Lho, jual gorengan lewat HP? Nanti sampe pelanggan udah dingin!”

Tapi setelah dipikir-pikir, idenya masuk akal juga. Toh, banyak tetangga yang masih pengin makan gorengan tapi takut keluar rumah.
Akhirnya, Bu Rini mencoba. Anaknya bantuin bikin akun Instagram bernama @gorenganbundarini, dan mulai upload foto-foto gorengan yang masih ngebul dengan caption sederhana:

“Gorengan hangat siap antar ke rumahmu. Dijamin renyah dan gurih!”

Awalnya cuma beberapa orang yang pesan. Tapi lama-lama makin banyak. Teman-teman anaknya ikut promosiin di story. Bahkan ada pelanggan dari luar kota yang minta dikirimin gorengan versi frozen alias gorengan siap goreng.

Setelah itu, Bu Rini mulai belajar sedikit-sedikit tentang digital marketing UMKM
Dia belajar cara balas pesan pelanggan dengan sopan, belajar upload foto produk yang menarik, bahkan cari tahu cara pakai hashtag biar postingannya banyak dilihat orang.

Pernah suatu hari, dia bilang, “Saya dulu cuma tahu minyak panas dan wajan, sekarang saya tahu hashtag dan caption.”
Lucu, tapi juga luar biasa.

Karena dari situ, Bu Rini mulai ngerti bahwa dunia online itu bukan hal menakutkan.
Dia juga belajar cara packing gorengan frozen biar tahan lama di perjalanan. Anak-anak muda di sekitar rumah bahkan ikut bantu jadi kurir dadakan pakai motor mereka.

Hasilnya? Dalam waktu tiga bulan, omzetnya naik dua kali lipat dibanding sebelum pandemi.
Sekarang, beberapa kafe di Blitar bahkan ambil stok dari Bu Rini buat menu camilan.

Sobat Tokoyoyo

Kisah Bu Rini ngajarin satu hal penting, perubahan bukan musuh, tapi peluang.
Banyak pelaku UMKM yang gagal bukan karena kurang modal, tapi karena takut berubah. Takut nyoba hal baru. Takut belajar hal yang belum dikenal.

Padahal, kalau Bu Rini yang jualan gorengan aja bisa belajar Instagram, apa alasan kita yang hidup di era serba digital ini buat nggak mencoba?

Perubahan memang nggak nyaman. Tapi justru dari ketidaknyamanan itulah lahir kesempatan baru.
Dulu, orang pikir jual gorengan cuma bisa di pinggir jalan. Sekarang? Bisa sampai meja orang di kota lain.

Kalau kamu tanya rahasia sukses Bu Rini, dia cuma bilang tiga hal sederhana:

1. Jangan takut nyoba.
Semua orang pernah mulai dari nol. Kalau gagal, tinggal coba lagi.

2. Layanin pelanggan dengan hati.
“Orang beli gorengan bukan cuma karena lapar, tapi karena suka sama yang jualnya,” katanya.

3. Konsisten dan jujur.
Produk boleh sederhana, tapi kepercayaan pelanggan itu mahal.

Dan benar saja, pelanggan Bu Rini sering bilang, “Saya beli bukan cuma karena enak, tapi karena Bu Rini itu tulus.”
Hal itu nggak bisa dibeli pakai iklan mahal sekalipun.


Keberhasilan Bu Rini nggak cuma berdampak pada dirinya sendiri.
Sekarang, dia mempekerjakan dua tetangga untuk bantu menggoreng dan mengemas pesanan. Anak muda sekitar rumah juga dapat penghasilan tambahan dari antar pesanan.

Bu Rini juga mulai ngajarin tetangganya buat ikut jualan online. “Saya nggak mau sukses sendiri. Kalau bisa rame-rame, kenapa nggak?” katanya dengan senyum bangga.

Kisah Bu Rini adalah gambaran nyata semangat pelaku UMKM Indonesia.
Dari warung kecil di pinggir jalan, dia bisa menembus dunia digital.
Bukan karena punya modal besar, tapi karena punya semangat besar.

Setiap pelaku usaha kecil bisa belajar sesuatu dari cerita ini:

* Gunakan media sosial untuk memperluas jangkauan.
* Pelajari sedikit tentang digital marketing.
* Dengarkan pelanggan dan adaptasi terus.

Kalau Bu Rini bisa, kamu juga bisa. Kadang yang kita butuh cuma keberanian untuk memulai.

Perjalanan Bu Rini dari warung gorengan sederhana ke bisnis online sukses bukan kebetulan.
Itu hasil dari kerja keras, kemauan belajar, dan semangat pantang menyerah.

Kunci suksesnya sederhana:

* Berani berubah.
* Mau belajar.
* Selalu menjaga kepercayaan pelanggan.

Dunia bisnis memang berubah cepat, tapi nilai-nilai dasar seperti kejujuran, ketekunan, dan pelayanan tetap jadi fondasi utama.

Jadi, kalau kamu hari ini lagi ragu buat mulai usaha atau bingung gimana cara naik level, ingatlah kisah Bu Rini.
Kalau jualan gorengan aja bisa go digital, masa kamu yang punya smartphone dan koneksi internet kalah?

Terus semangat, Sobat Tokoyoyo!
Karena setiap usaha kecil punya potensi besar, asal dijalankan dengan hati dan keberanian.


Lebih baru Lebih lama
© PT. MEDIA GAYO MUSARA